Dan memang hanya Tuhan yang sanggup membolak-balikkan hati manusia. Lalu saya menyadari bahwa saya sendiri lah yang membatasi, menutupnya rapat-rapat dengan gembok yang anak kuncinya -saya pikir- telah saya simpan dengan rapih.
Belakangan terbuka sedikit celah, kecil sekali celahnya, dan saya pun kelimpungan mencari si anak kunci untuk merapatkannya kembali. Apa daya, anak kunci itu tidak kunjung saya temukan, dia menghilang entah kemana.
Tanpa sanggup saya bendung, celah itu semakin lebar, terus melebar, hingga akhirnya terbuka penuh. Dan sekarang siapa pun bisa keluar masuk tanpa permisi, tanpa basi-basi, bahkan tanpa mengizinkan saya untuk beradaptasi.
Ya, hati saya terbuka lebar, saya kehilangan si anak kunci, dan bahkan gemboknya sendiri sudah entah berada dimana. Saya hanya bisa diam, membiarkannya terbuka sampai entah kapan. Mungkin sampai ada orang yang menemukan si anak kunci lalu mengembalikannya kepada saya, mungkin sampai saya menyerah dan akhirnya menutup kembali hati saya dengan papan yang dipaku, ditutup permanen -sampai mungkin nantinya pun akan kembali jebol-, karena gembok ternyata mudah dibuka dan saya benci jika harus kecolongan tanpa pemberitahuan seperti ini lagi.
Hati saya terbuka lebar, jadi silahkan saja anda -siapapun anda- keluar masuk semaunya. Tapi berhati-hatilah, hati saya adalah barang pecah-belah yang rapuh dan akan sangat sulit menyatukan kembali serpihan-serpihannya.
Sabtu dini hari, 24 Juli 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Saturday, July 24, 2010
kehilangan anak kunci
Dan memang hanya Tuhan yang sanggup membolak-balikkan hati manusia. Lalu saya menyadari bahwa saya sendiri lah yang membatasi, menutupnya rapat-rapat dengan gembok yang anak kuncinya -saya pikir- telah saya simpan dengan rapih.
Belakangan terbuka sedikit celah, kecil sekali celahnya, dan saya pun kelimpungan mencari si anak kunci untuk merapatkannya kembali. Apa daya, anak kunci itu tidak kunjung saya temukan, dia menghilang entah kemana.
Tanpa sanggup saya bendung, celah itu semakin lebar, terus melebar, hingga akhirnya terbuka penuh. Dan sekarang siapa pun bisa keluar masuk tanpa permisi, tanpa basi-basi, bahkan tanpa mengizinkan saya untuk beradaptasi.
Ya, hati saya terbuka lebar, saya kehilangan si anak kunci, dan bahkan gemboknya sendiri sudah entah berada dimana. Saya hanya bisa diam, membiarkannya terbuka sampai entah kapan. Mungkin sampai ada orang yang menemukan si anak kunci lalu mengembalikannya kepada saya, mungkin sampai saya menyerah dan akhirnya menutup kembali hati saya dengan papan yang dipaku, ditutup permanen -sampai mungkin nantinya pun akan kembali jebol-, karena gembok ternyata mudah dibuka dan saya benci jika harus kecolongan tanpa pemberitahuan seperti ini lagi.
Hati saya terbuka lebar, jadi silahkan saja anda -siapapun anda- keluar masuk semaunya. Tapi berhati-hatilah, hati saya adalah barang pecah-belah yang rapuh dan akan sangat sulit menyatukan kembali serpihan-serpihannya.
Sabtu dini hari, 24 Juli 2010
Belakangan terbuka sedikit celah, kecil sekali celahnya, dan saya pun kelimpungan mencari si anak kunci untuk merapatkannya kembali. Apa daya, anak kunci itu tidak kunjung saya temukan, dia menghilang entah kemana.
Tanpa sanggup saya bendung, celah itu semakin lebar, terus melebar, hingga akhirnya terbuka penuh. Dan sekarang siapa pun bisa keluar masuk tanpa permisi, tanpa basi-basi, bahkan tanpa mengizinkan saya untuk beradaptasi.
Ya, hati saya terbuka lebar, saya kehilangan si anak kunci, dan bahkan gemboknya sendiri sudah entah berada dimana. Saya hanya bisa diam, membiarkannya terbuka sampai entah kapan. Mungkin sampai ada orang yang menemukan si anak kunci lalu mengembalikannya kepada saya, mungkin sampai saya menyerah dan akhirnya menutup kembali hati saya dengan papan yang dipaku, ditutup permanen -sampai mungkin nantinya pun akan kembali jebol-, karena gembok ternyata mudah dibuka dan saya benci jika harus kecolongan tanpa pemberitahuan seperti ini lagi.
Hati saya terbuka lebar, jadi silahkan saja anda -siapapun anda- keluar masuk semaunya. Tapi berhati-hatilah, hati saya adalah barang pecah-belah yang rapuh dan akan sangat sulit menyatukan kembali serpihan-serpihannya.
Sabtu dini hari, 24 Juli 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment